Lihat Juga

Jumat, 07 Juli 2017

Review film "THE EDGE OF SEVENTEEN"



Hasil gambar untuk the edge of seventeen
Setelah lama gak update, kali ini saya mau update review film lagi.. yipiii! Horeee!! Kali ini saya mau mereview film THE EDGE OF SEVENTEEN. Film yang  rilis 2016 lalu ini diperankan oleh Hailee steinfield (namanya rada susah ditulis, saya harus goggling dulu buat nulis nama aktris muda ini). Entah kenapa saya jadi suka nontonnya kalau yang main filmnya Hailee, mungkin karena image dia yang cocok banget sama karakter Nadine yang dia perankan di film ini.
 oke, langsung aja yuk cekidot (maaf yaa kalau bahasanya belepotan😅😩)

                Sinopsis dan Jalan Cerita The Edge Of Seventeen menurut sudut pandang saya 


Film The Edge Of Seventeen bercerita tentang Nadine, seorang remaja biasa yang sedang berada dalam masa pubertasnya dan mengalami berbagai macam permasalahan dalam kehidupan bersosialisasi. Dia punya seorang sahabat yang dikenalnya sejak sekolah dasar yaitu Krista (Haley Lu) yang selalu ada setiap saat disampingnya. Dalam lingkungan keluarga, Nadine mempunyai seorang kakak bernama Darian (Blake Jenner, si tamvan favorit saya) yang tampan dan sangat populer disekolahnya dan sangat bertolak belakang dengan Nadine. Nadine dan Darian bahkan hampir tidak pernah akur. Masalah menjadi rumit ketika tanpa sengaja Nadine memergoki kakaknya sedang bersama Krista dalam situasi yang sangat tidak mengenakan dihati Nadine. Hubungan persahabatan mereka pun menjadi berantakan karena Krista tidak mau memilih antara Nadine atau Darian, Nadine akhirnya memutuskan persahabatannya dengan Krista.  Nadine pun menjadi sendirian dan hubungan Krista dan kakaknya menjadi semakin serius sampai akhirnya mereka pun pacaran. Mulai saat itu, Nadine pun mulai mencoba menjahili guru disekolahnya bernama Mr. Brunner (Woody Harelson) dengan berbagai macam cara hanya untuk sekedar menghibur diri. Disamping itu, ada seorang teman dikelasnya bernama Erwin (Hayden Zseto) yang polos dan selalu terlihat salah tingkah jika bersama dengan Nadine, namun Nadine rupanya menyimpan rasa kepada Nick (siapa yah namanya, lupa deh) cowok cool disekolahnya yang bahkan sama sekali tidak tertarik kepada Nadine.
Permasalahan menjadi semakin rumit ketika Nadine yang benar-benar frustasi dengan dirinya sendiri tanpa sadar menulis messenger kepada Nick dengan kata-kata yang sangat vulgar. Setelah dia membaca ulang apa yang sudah dia ketik, dia berniat menghapus ketikannya namun tanpa sengaja dia malah memencet tombol kirim dan, Wallaaa!! Seketika Nadine panik bukan kepalang mengetahui bahwa kata-kata vulgarnya sudah terkirim ke Messenger Facebook Nick.
Nadine segera menuju sekolah untuk menemui Mr. Brunner untuk meminta pertolongan. Mr. Brunner pun menenangkan Nadine dan meminta untuk menghadapi masalahnya sendiri, lalu memberikan nomer teleponnya jika ada sesuatu yang sangat mendesak. Nadine pun beranjak pergi untuk menenangkan diri. Ibu Nadine yang menghubunginya berkali-kalipun tidak dia hiraukan sama sekali.
Setelah beberapa saat, tiba-tiba handphone Nadine berbunyi dan ternyata Nick menghubunginya dan malah mengajak Nadine untuk bertemu malam ini. Nadine yang tadinya hampir mati karena panik berubah menjadi sangat bersemangat, bahkan bersemangat berlebihan.
Malam harinya, Nick menjemput Nadine. Ibu Nadine yang sama sekali tidak sempat melihat wajah Nadine hari itu benar-benar kesal, bahkan setiba ibunya dirumah, kamar Nadine terlihat sangat berantakan. Saking sibuknya mencari baju yang cocok mungkin(kebiasaan cewek kalau mau jalan nih). Darian pun turun tangan mengatasi permasalahan yang sedang menimpa Ibunya dan Nadine.
Kembali ke Nadine dan Nick. (Ini scene paling mendebarkan buat saya karena mengingatkan sesuatu tentang kejadian yang juga pernah saya alami pada jaman dahulu kala😂)
Nadine sama sekali tidak tahu bahwa ternyata Nick bukan tipe Cowok yang berbasa-basi. Dia langsung beraksi mencumbu Nadine. Nadine yang kaget memaksanya berhenti, seketika wajah Nick menjadi kesal karena merasa dipermainkan. Nadine yang polos itupun menahan Nick agar tidak pergi, namun lagi-lagi dia menyerang Nadine tanpa basa-basi. Nadine pun kembali memaksanya berhenti. Nickpun benar-benar kesal dan bingung dengan tingkah wanita yang mengirimnya pesan vulgar malah bersikap seperti itu. Nadine yang baru menyadari alasan Nick mengajaknya bertemu adalah terkait dengan pesan yang dia kirim, langsung turun dari mobil Nick dan meninggalkannya pergi.
Kemana lagi Nadine harus mengadu kecuali kepada Mr. Brunner. Mr. Brunner membawa Nadine kerumahnya dan memperkenalkannya kepada keluarga kecilnya lalu menyuruh Nadine menghubungi Ibunya. Tak beberapa lama kemudian, jemputan Nadine datang. Ternyata itu bukan Ibunya, tapi Darian dan Krista yang menjemputnya. Nadine dan Darianpun kembali bertengkar disana. Darian yang merasa bertanggung jawab dengan Nadine kembali menjelaskan alasannya menjemput Nadine, kemudian meminta Mr. Brunner mengantarkan Nadine pulang.
Nadine yang merasa bersalah dengan tingkahnya selama ini pada kakaknya akhirnya pulang kerumah dengan diantar Mr. Brunner, dia meminta maaf kepada Darian. Darian pun mengerti keadaan Nadine dan mereka berpelukan (ini scene kakak adik yang paling menyentuh di film ini).
Akhirnya masalah keluarganya teratasi. Nadine pun mulai menerima kenyataan bahwa kakaknya berpacaran dengan sahabatnya. Nadine hanya ingin Kakak dan sahabatnya itu bahagia. Dan urusan Cinta, Nadine akhirnya bersama Erwin. Endingnya agak nanggung sih menurut saya, tapi saya lumayan suka sama karakter Erwinnya di film ini.
Gak usah kasih tau endingnya deh, nanti spoiler sampai abis kan gak asyik lagi ditonton wekaweka !! kalau mau tau ya dtonton gan! Sis!.
Untuk peringkatnya saya kasih 8/10 deh film The Edge Of Seventeen ini.
Selamat menyaksikan !!!

My Diary quotes #1

       Kadang aku senang mengkhayalkan diriku sebagai orang lain..
Aku sering membayangkan betapa indahnya suara dan nada2 piano yang aku lantunkan, betapa percaya dirinya aku menunjukan sesuatu yang bisa menjadi kelebihanku.
Tapi itu hanya sepintas khayalan tanpa batas yang aku ciptakan didalam kepala.

Aku bukan seseorang yang punya bakat seperti itu. Aku bukan seseorang yang percaya dengan diriku sendiri. Aku mungkin hanya satu dari sekian banyak manusia random yang bahkan sangat tidak penting didunia.

Iya, kamu tidak perlu menyebutkan kekuranganku satu persatu. Aku tau batasanku dimana, dan harus bagaimana aku menempatkan diri.
Kamu benar dengan segala ucapanmu, aku tidak pernah menyangkalnya sekalipun itu menyakiti hati dan harga diriku. Karena itulah aku sebagai aku.
Apa apa yang telah menjadi memori masa laluku mungkin tidak akan bisa aku putar ulang demi memperbaiki masa depan. Tapi sukses tidak akan pernah mau menunggu jika hanya terus terpaku dengan masa lalu.

Mungkin benar, suksesku nanti bukan sebagai seorang pemain piano bersuara merdu, bukan pula sebagai artis film layar lebar sekaligus model majalah fashion terkenal.
Aku akan sukses dengan caraku sesuai dengan jalan ninjaku *eh, jalan hidupku.
Kita tidak pernah bisa menebak jalan hidup seseorang seburuk apapun dia dimatamu. Untuk itu Tuhan menciptakan makhluk hidupNya untuk hidup dan berkembang. Hiduplah untuk berkembang !! Jangan hanya menunggu mati setelah hidup..

Setelah menulis kata2 barusan, aku kembali merasa bersalah dengan diriku sendiri.
Apakah diriku ini bisa memaafkan aku ? Apakah diriku mampu dengan lapang memaafkan kesalah demi kesalahanku ?
Tidak masalah jika ada seseorang yang kecewa denganku dan sulit memaafkan kesalahanku.
Tapi terkadang, yang membuat manusia tidak tenang ketika ada seseorang yang tidak mau memaafkannya adalah rasa bersalahnya terhadap dirinya sendiri. Dirinya sendiri saja tidak mampu dengan lapang dada memaafkan dirinya sendiri lalu bagaimana orang lain bisa memaafkannya ?
Tidak peduli bagaimanapun hasilnya, karena ketika kamu sudah memaafkan kesalahan dirimu sendiri, kamu akan dengan mudah menerima kenyataan bahwa semuanya sudah terjadi dan tidak bisa dihindari. Minta maaf dengannya, sampaikan rasa bersalahmu. Urusan dia memaafkan atau tidak itu tinggal menjadi urusannya dengan dirinya sendiri.

Seseorang pernah berkata padaku, bahwa meminta maaf kepada diri sendiri adalah cara paling efektif untuk menghindari depresi. Itu benar dan aku sangat berterimakasih karena dengan memaafkan diriku sendiri, sekarang aku menjadi lebih mudah memaafkan kesalahan orang lain yang menyakiti hati dan harga diriku😊😊